Kamis, Juni 18, 2009

Termehek-mehek


Buat yang suka nonton acara Termehek-mehek di salah satu stasiun tv dan mengira itu adalah asli, beneran jangan percaya. Termehek-mehek tidak sepenuhnya kisah nyata, karena telah dibumbui.

Program televisi Termehek-mehek membohongi penonton, karena tidak seluruh tayangan berdasarkan realitas, kata Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Fetty Fajriati Misbach. “Mereka bilang itu reality show, padahal bukan. Itu membohongi masyarakat,” kata dia usai sosialisasi hasil pemantauan KPI di Batam, Kamis (11/6).

Menurut dia, tayangan Termehek-mehek tidak sepenuhnya kisah nyata, karena telah dibumbui. Seharusnya, tim program Termehek-mehek jujur dengan menyebut Termehek-mehek sebagai drama reality, bukan reality show.

Selain itu, pemberitahuan di akhir acara yang kira-kira berbunyi, “Tayangan ini telah mendapatkan persetujuan semua pihak yang terlibat,” juga bukti pembohongan. Dengan tulisan itu, seolah-olah ini tayangan nyata,” kata Fetty.

Di tempat yang sama, perwakilan Trans Coorporation Panca mengakui Termehek-mehek tidak murni kisah nyata, melainkan drama reality. “Dari awal, kita maunya drama reality, tapi AC Nielsen tidak memiliki genre itu,” kata dia.

Dia menduga, pengkotakkan reality show untuk Termehek-mehek akan menjadi masalah.

Sementara itu, Wakil Ketua KPI Daerah Kepulauan Riau Aulia Indriaty mengatakan perbedaan antara reality show dengan drama reality pada fakta. “Reality show masuk dalam tayangan non fiksi. Sedangkan drama reality masuk pada fiksi,” kata dia.

Pada drama reality, kata dia, sebuah kenyataan bisa didramatisir sehingga menghibur. Sedangkan tayangan non fiksi harus murni kenyataan, tanpa rekayasa. “Reality show tanpa skenario, drama reality dijalankan sesuai naskah,” kata dia. (ant/rin)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah tertipu kita