Selasa, Mei 06, 2008

Ayah Telah Tiada


Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Sabtu pagi tanggal 26 April 2008, aku dikejutkan oleh suara handphone yang terus menerus berdering. Semula tak aku pedulikan karena malam sebelumnya aku begadang berkumpul bersama teman-teman. Namun di antara retusan “missed call” terselip satu sms pendek yang berbunyi: “Mas, Bapak meninggal“. Seketika itu aku jawab telpon adikku yang mengabarkan hal yang sama.

Sejenak aku lemas tak dapat berpikir apa-apa. Sesaat kemudian aku menelpon banyak travel agent untuk mendapatkan tiket pulang kampung. Masya Allah, semua tiket booked karena saat itu ada weekend. Yang tersisa adalah penerbangan malam hari yang tidak berarti apa-apa untuk menunjang keperluanku. Saat itu juga aku perlu tiket.

Tiket pesawat tak kudapatkan, akhirnya aku memutuskan untuk membawa mobil sendiri pulang kampung. Sudah pasti terlambat dan aku tak akan melihat jenazah ayah. Biarlah, tak ada lagi yang dapat aku lakukan selain bersabar dan tetap berusaha tegar menghadapi semuanya.

Minggu pagi buta tanggal 27 aku sampai di rumah. Suasana sedih masih terasa. Adik-kakak, famili dan semua sanak kerabat ternyata masih berada di rumah larut dalam kesedihan. Begitu aku masuk ke kamar ayah, subhanallah …….. terbayang ayah terkulai lemah di pembaringan menyambutku. Aku menitikkan air mata, tanpa seorangpun tahu. Menangis, sedih, menyesal karena aku belum sepenuhnya membahagiakan ayah.

Selamat jalan ayah, bekal amal ibadahmu menemanimu menemui sang khaliq.

Ilustrasi gambar diambil dari sini

Tidak ada komentar: