Aku terus membawa perahuku mengarungi samodra
Perahu yang t’lah retak semakin memburuk
Nyaris hancur ditelan gelombang
Sedangkan pelabuhan hati masih samar terlihat
Aku yakin bahwa semua ada batasnya
Suatu saat nanti perahu akan hancur berantakan
Dan menenggelamkan diriku bersamanya
Meski aku tak pernah mencapai pelabuhan
Laut t’lah menjadi milik langit
Dan langit menjadi milik laut
Tak ada yang mampu memisahkan mereka
Kemudian dalam lelah batin berjalan
Aku hanya harus lebih banyak belajar
Menjalani kodratku sebagai darah Jawa
Yang harus selalu nrimo dan pasrah
Pelabuhan t’lah nyalakan lampu mercusuarnya
Namun masih teramat jauh dan sulit dijangkau
Ia membagi sinarnya pada siapapun yang membutuhkan
Entah bahtera darimana tak ia pedulikan
Sementara aku dari awal berlayar
Harus melihat bagaimana kapal keluar masuk pelabuhan
Menambatkan jangkar
Maka barangkali
Aku harus terus berlayar
Dengan perahu hancur tanpa kemudi
Untuk menemukan pelabuhan lain
Entah kapan, Entah di mana
Aku hanya realistis
Rabu, April 02, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar