Karena aku memendam rasa kepadamu
Rasa itu terbang melayang tanpa sayap laksana dedaunan
Tak ada kepastian arah
Itulah hakekat perjalananku menuju dirimu
Bagaikan angin, semilir, sejuk, terasa namun tak bisa disentuh
Engkau berkilau memancarkan berbagai warna
Bagiku,
Engkau adalah selembar kain
Yang halus melambai penuh keluguan
Engkau seperti sehelai kertas putih bersih
Dengan kopolosannya
Lalu aku bertanya
siapa yang beruntung memilikimu?
Kenapa teramat banyak khayalan berlalu-lalang di hadapanku?
Bersamamu:
Mengkhayalkan padang rerumputan yang menawarkan hijau dedaunan
Mengkhayalkan batang padi yang menawarkan warna keemasan
Mengkhayalkan hijau bunga bermekaran yang menawarkan keheningan
Mengkhayalkan hawa hangat bermesraan yang menawarkan kelembutan
Mengkhayalkan angin nikmat kesegaran
Kemudian aku tersadar
Bahwa aku ternyata sedang
mengkhayalkan hembusan fatamorgana bertipuan
Jumat, Maret 14, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar